Sale!

Gawai Tanpa Padi: Mendawaikan Kembali Tradisi Ketahanan Pangan Masyarakat Dayak

Original price was: Rp 90.000.Current price is: Rp 78.000.

Penulis             : M. Alie Humaedi, Iriani, Nurul Hilmiati, Dian Karinawati Imron, M. Irfan Affandi, Rudy G. Erwinsyah
Editor               : M. Alie Humaedi dan Muslimin A.R. Effendy
Tebal                : xii + 332 halaman
Ukuran             : 14 x 20,5 cm
Kertas Isi           : Bookpaper 57 cm (BW)
Sampul             : Soft doff
ISBN                 : dalam proses pengajuan
Kategori           : sosial-keagaman/Populer
Tahun terbit     : 2024
Penerbit           : Bildung

wws Cs Bildung Beli via WhatsApp
Compare

Description

Masyarakat Dayak di bumi Borneo, khususnya Kalimantan Tengah sejak dahulu dikenal sebagai masyarakat tangguh dalam menyediakan makanan harian dari sumber daya lingkungan sekitarnya. Mereka memanfaatkan hutan, rawa, sungai, dan ladang sebagai “pusat gravitasi” sumber daya pangan yang memadai. Berbagai tradisi ketahanan pangan lahir dalam relasinya dengan lingkungan sekitar.

Seiring desakan pasar global, khususnya dalam perkebunan karet, sawit, dan pertambangan, pelan tapi pasti, mereka mulai menjauhi lingkungan penyedia pangan sebagai pusat livelihood systemnya. Kebanyakan masyarakat desa di Kanamit Pulang Pisau, serta Marikoi dan Tumbang Anoi di Gunung Mas, sekalipun sangat berdekatan dengan “lingkungan penyedia pangan”, mereka tidak lagi banyak tertambat hati dalam proses produksi penanaman padi, sayuran, umbi-umbian, dan lainnya.

Peredaran uang tunai dari perkebunan sawit dan pertambangan dalam jumlah besar telah mengalihkan tradisi ketahanan pangan berbasis lingkungan kepada transaksi pangan di warung dan pedagang sayur keliling. Penanaman dan panen padi, dengan alasan larangan pembakaran lahan, tidak lagi terlihat sebagai bagian internalisasi nilai dan praktik tradisinya. Sekalipun tiap tahun mereka mengadakan gawai padi, sebagai wujud rasa syukur, nyatanya mereka tidak lagi dapat menghadirkan padi ladang ke lumbung-lumbung rumahnya. Sekali lagi, nyatanya, “gawai tanpa padi” menjadi fenomena umum kekinian dari masyarakat pemilik tradisi ketahanan pangan di masa lalu.

Additional information

Weight 0,4 kg
X